Home > Topik Khusus > Satu Kawasan Satu Jalur
Konsep Baru "Satu Kawasan dan Satu Jalur"Wujudkan Perkembangan Saling Menguntungkan
2015-11-18 12:14

  Belakangan ini, atas undangan dari Provinsi Hainan dan Yunnan, Gubernur Bali Bapak Mangku Pastika memimpin delegasi pemerintah Bali mengunjungi kedua provinsi tersebut dan hadir dalam pembukaan sidang tahunan 2015 "Boao Forum for Asia" dan "Dialogue Governor/Mayor China-ASEAN" yang diadakan pada periode yang sama. Sebelum berangkat, Konjen kami mengadakan pertemuan khusus dengan anggota Delegasi untuk memperkenalkan konsep dan strategi "Satu Kawasan dan Satu Jalur" yang diprakarsai oleh pemerintah RRT. Setelah kembalinya ke Bali, semua anggota Delegasi sangat mengapresiasi kunjungan ke RRT. "Dengan kunjungan ini kami telah mengenal lebih mendalam dan lengkap tentang konsep 'Satu Kawasan dan Satu Jalur', memang maksudnya bukan untuk kepentingan diri sendiri, melainkan untuk kepentingan negera-negara sepanjang jalur", kata Kepala Biro Pemerintahan Bali Bapak Jayadi.

  Saya sudah 9 bulan bekerja di Bali, dan selalu ada orang yang bertanya: Apa arti "Satu Kawasan dan Satu Jalur"? Dan mengapa RRT memprakarsai konsep dan strategi tersebut? Dan Indonesia dapat berperan apa dalam strategi tersebut? Melalui tulisan ini, saya ingin menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan memaparkan konsep"Satu Kawasan dan Satu Jalur"

    1.Latar belakang konsep RRT tentang "Satu Kawasan dan Satu Jalur".

    Jauh pada saat 2100 tahun yang lalu, penjelajah dan diplomat Dinasti Han yang bernama Zhang Qian telah dua kali diutus ke "Daerah Barat" yang sekarang disebut daerah Asia Tengah dan Asia Selatan, telah membuka jalur/pintu perkunjungan persahabatan antara kedua belah pihak. Jalur ini semakin hari semakin diperpanjang dan diperluas sampai akhirnya menjadi "Jalur Sutra" yang menghubungkan Asia dan Eropa dengan panjangnya hingga 10 ribu kilometer. Sejak zaman pertengahan Dinasti Tang, pusat ekonomi Tiongkok beralih ke daerah selatan dan jalur laut menggeser jalur darat menjadi jalur utama dalam hubungan perdagangan luar negeri. Pada zaman Dinasti Song dan Dinasti Yuan, bersamaan dengan berkembangnya teknologi pelayaran dan kemakmuran perekonomian yang luar biasa, "Jalur Sutra Laut" mencapai masa kejayaan. Pada Dinasti Ming, dengan "Tujuh Pelayaran ke Lautan Barat", armada Zheng He telah berkali-kali berkunjung ke kepulauan Indonesia, telah berperan penting dalam pertukaran kebudayaan dan peningkatan hubungan perdagangan serta persahabatan rakyat.

    Selama ratusan tahun, "Jalur Sutra" baik melalui jalur daratan maupun lautan, bukan hanya membawa banyak barang komoditi seperti sutra, porselin, lada, bumbu-bumbu dan sebagainya kepada rakyat disepanjang jalurnya, tetapi mempersembahkan pula kedamaian dan persahabatan.Melalui "Jalur Sutra", negara-negara sepanjang jalur banyak mendapatkan manfaat dan keuntungan. Antaran lain negara-negara tersebut terjalin interkoneksi, saling belajar, terwujud penukaran komoditi, teknologi, kunjungan orang dan juga pikiran; terjadi kemajuan dalam pembangunan ekonomi sosial dan juga terjalin hubungan harmonis antara suku bangsa, kepercayaan dan kebudayaan yang berbeda. Peninggalan dan pelajaran sejarah dari "Jalur Sutra" adalah ide atau konsep kerjasama secara damai, terbuka dan inklusif, saling belajar, dan saling menguntungkan.

    Integrasi regional adalah tahapan yang harus ditempuh dalam globalisasi ekonomi dunia. Integrasi regional Asia sedang berkembang pesat dan mendorong perkembangan dan perdamaian Asia. Tapi harus diakui bahwa, integrasi Asia masih ketinggalan dibanding dengan Eropa dan Amerika Utara, khususnya adalah perkembangan yang tak seimbang dan kurang terkait antara satu sub-regional dengan sub-regional Asia lainnya. Hal ini merupakan rintangan yang tak kecil untuk memperdalam integrasi antar sub-regional di Asia.

    Konsep "Satu Kawasan dan Satu Jalur" kebetulan bisa menghubungkan kerja sama sub-regional di Asia Tengah, Asia Selatan, ASEAN dan Asia Barat, dan membantu interkoneksi dan saling mengisi dalam kerja sama antar sub-regional tersebut, dan membangun rantai suplai, rantai industri dan rantai penambahan nilai di seluruh Asia, juga bisa memperbarui sistem dan kinerja di daerah Asia. "Satu Kawasan dan Satu Jalur" ini bukan hanya mencakup pembangunan infrastruktur, tapi juga dapat memperbaiki lingkungan bisnis di Asia, membantu aliran faktor produktif secara bebas dan teratur dan mencapai konfigurasi opitimal, menguntungkan bagi perkembangan negara-negara pedalaman dan terpencil, menguntungkan penurunan tarif dan ongkos perdagangan dan investasi antar negara, menambah dinamika pembanguanan perekonomian negara yang bersangkutan.

    Pada bulan September dan Oktober 2013, Presiden RRT Mr. Xi Jinping memprakarsai konsep membangun bersama "Kawasan Ekonomi Jalur Sutra" dan "Jalur Sutra Laut Abad 21"(di singkatkan sebagai "Satu Kawasan"dan "Satu Jalur") pada saat mengunjungi Kazakhstan dan Indonesia. Prakarsa ini disambut hangat dan positif oleh masyarakat internasional. Sampai sekarang sudah ada lebih dari 60 negara dan organisasi internasional sepanjang Jalur Sutra yang sudah ikut serta dalam prakarsa tersebut. Negara anggota pendiri atau anggota tentatif Asia Infrastructure Investment Bank (AIIB) yang diprakarsai oleh RRT sudah mencapai 57. Indonesia merupakan salah satu negara anggota pendiri pertama. "Negosiasi bersama, membangun bersama, dan menikmati bersama" adalah prinsip AIIB yang diusulkan RRT, supaya semua negara anggota dapat berperan aktif dan mempunyai hak serta kewajiban yang seyogianya.

    Pada tanggl 28 Maret tahun ini, RRT umumkan <Visi dan Tindakan Membangun Bersama Kawasan Ekonomi Jalur Sutra dan Jalur Sutra Lautan Abad 21>, saya yakin bahwa dengan terlaksananya visi dan tindakan tersebut,tarif kerja sama yang saling menguntungkan antar negara-negara Asia, Eropa dan Afrika akan semakin meningkat.

    2. Apa Intinya dalam gagasan "Satu Kawasan dan Satu Jalur"?

    Inti dari Satu Kawasan dan Satu Jalur ialah berdasarkan pada hubungan kerjasama persahabatan tradisional dengan negara-negara di sekitarnya, menggali sumber daya kerja sama yang sudah ada, menggunakan model kerja sama yang baru, menyusuri Jalur Sutra yang melintasi benua Asia dan benua Eropa, menghubungkan negara-negara sepanjang Jalur Sutra Laut di Asia Tenggara, dari titik sampai ke kawasan, diperkuat kerjasama yang konkret dengan negara-negara di sepanjang Jalur Sutra, berangsur-angsur membentuk kerjasama antar-regional yang besar, keunggulan hubungan politik di antar negara-negara tersebut, serta keunggulan berbatasan, keunggulan saling mengisi di bidang politik, budaya, dapat beralih menjadi keunggulan kerjasama yang konkret, keunggulan pertumbuhan ekonomi terus ditingkatkan, agar hubungan ekonomi antar Asia dan Eropa semakin akrab, kerjasama semakin mendalam, peluang pengembangan semakin luas, mewujudkan kemakmuran dan perkembangan bersama di negara-negara di sepanjang Jalur Sutra.

    Intinya terdiri dari lima point, yaitu komunikasi di bidang politik, menggabungkan fasilitas, kelancaran perdagangan, perpaduan dana serta mempersatukan hati rakyat. Mendorong kerjasama dengan konkret secara menyeluruh, mendorong saling percaya di bidang politik, perpaduan dalam ekonomi, saling memahami di bidang kebudayaan. Dari segi geografis, Satu Kawasan dan Satu Jalur mencakup daratan Asia, Eropa dan Afrika, di sebelah timur ialah lingkaran ekonomi Asia-Pasifik yang aktif, di sebelah barat ialah lingkaran ekonomi Eropa yang maju, bagian tengah ialah daerah pedalaman yang berpotensi perkembangan besar. Bagi Satu Kawasan dan Satu Jalur, yang penting ialah kelancaran tiga jalur, yaitu yang pertama dari Tiongkok melewati Asia Tengah dan Rusia sampai ke Eropa, yang kedua dari Tiongkok ke Asia Tengah dan Asia Barat, yang ketiga ialah dari Tiongkok ke Asia Tenggara dan Asia Selatan.

    3.Satu Kawasan dan Satu Jalur menghadirkan kesempatan baru bagi kerjasama antara Indonesia dan Tiongkok.

    Tahun ini Hubungan Diplomatik RI dan RRT telah mencapai 65 tahun, serta genap 60 tahun Konferensi Asia Afrika. Kerja sama antara kedua negara di bidang politik, ekonomi dan perdagangan, pariwisata, kebudayaan dan sebagainya semankin mendalam. Pada akhir tahun yang lalu, Presiden Joko Widodo bertemu dengan Presiden Xi Jinping ketika menghadiri KTT APEC ke-22. Pada bulan yang lalu, Presiden Joko Widodo mengadakan kunjungan kenegaraan ke Tiongkok, juga menghadiri Boao Forum for Asia Annual Conference 2015, mencapai kesepakatan yang penting untuk mendorong hubungan kemitraan strategis komprehensif. Pada akhir bulan ini, Presiden Xi Jinping akan berkunjung ke Indonesia satu setengah tahun setelah kunjungan yang lalu, beliau akan menghadiri peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika. Hubungan antara Tiongkok dan Indonesia memasuki masa yang paling akrab, menghadapi kesempatan baik untuk berkembang yang bersejarah.

    Indonesia merupakan negara mitra yang penting diantara negara-negara ASEAN, omzet proyek-proyek Indonesia yang dikontrak oleh perusahaan-perusahaan Tiongkok adalah paling besar diantara 10 negara ASEAN pada tahun 2013. Sementara itu Indonesia merupakan negara yang penting di Jalur Sutra Laut. Sejak menjabat presiden, Presiden Joko Widodo melaksanakan strategi perkembangan Poros Maritim Dunia, mulai dari infrastruktur, menghubungkan antar pulau utama di Indonesia, supaya mengembangkan keunggulan geografis yang unik bahwa Indonesia menggabungkan kedua samudra. Pemerintah Indonesia menyediakan layanan "Satu Atap" untuk menyederhanakan proses bagi investor asing agar menarik lebih banyak investasi dari luar negeri. Pemerintah Indonesia berencana membangun atau merenovasi 1505 pelabuhan, 8600 kilometer jalan raya dan rel kereta api, 49 bendungan, pembangkit listrik yang baru mencapai 35 juta KW. Gagasan Poros Maritim Dunia yang diajukan Indonesia dan gagasan Satu Kawasan dan Satu Jalur yang diajukan Tiongkok sangat cocok, ide pengembangan kedua negara sangat mirip, keinginan kerja sama semakin kuat, memiliki masa depan yang luas di bidang kerja sama yang saling menguntungkan.

    KJRRT di Denpasar berlokasi di provinsi Bali, wilayah konsulat meliputi Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Sejak didirikan pada akhir tahun yang lalu, KJRRT di Denpasar secara aktif mendorong kerja sama ketiga provinsi di Indonesia tersebut dengan provinsi-provinsi di Tiongkok. Belakangan ini gubernur provinsi Bali Bapak Mangku Pastika menyatakan bahwa rakyat Bali mempunyai perasaan yang sangat akrab terhadap rakyat Tionghoa, kedua pihak memiliki sumber yang mendalam di bidang sejarah, kebudayaan, arsitektur dan sebagainya. Bapak Gubernur Pastika mengatakan bahwa beliau sedang belajar bahasa Mandarin, beliau berharap pada masa mendatang lebih banyak perusahaan Tiongkok menanam modal di Bali, diadakan kerja sama yang lebih luas di bidang pertanian, pariwisata dan lain-lain. Ketika Bapak Gubernur Pastika menghadiri upacara pembukaan Boao Forum for Asia 2015, beliau sendiri mendengarkan pidato dari Presiden Xi Jinping dengan judul Masa Depan Asia yang Baru-Menuju Komunitas Senasib dan Sepenanggungan. Beliau menganggap bahwa pidato yang menarik ini membawakan harapan yang serba baru bagi perkembangan masa depan. Gubernur Bali Bapak Mangku Pastika menyatakan bahwa provinsi Bali bersedia memberikan sumbangan kepada hubungan kedua negara melalui kerja sama dan pertukaran persahabatan dengan provinsi dan kota yang bersangkutan.

    Untuk mendorong kerja sama investasi dan perdagangan antara Tiongkok dan Indonesia, KJRRT di Denpasar akan mengadakan seminar promosi investasi untuk ketiga provinsi yang ada di dalam wilayah konsulatnya, perusahaan-perusahaan Tiongkok yang ada di Indonesia dengan sekalanya besar akan dikumpulkan di pulau Bali, supaya bisa merembukkan soal perdagangan dengan instansi yang bersangkutan, dengan tujuan menciptakan sebuah platform agar saling mengenal, menciptakan lingkungan yang cocok bagi perusahaan-perusahaan kedua pihak di bidang investasi, perdagangan dan pariwisata, terus meningkatkan kerja sama kedua pihak.

    Pendek kata, prakarsa Satu Kawasan dan Satu Jalur sesuai dengan kebutuhan perkembangan negara-negara di sepanjang jalur tersebut termasuk Tiongkok, sesuai dengan keuntungan bersama dari berbagai pihak, prakarsa ini sesuai dengan kecenderungan kerjasama dalam regional dan international, juga menciptakan kesempatan kerjasama yang bersejarah bagi hubungan persahabatan antara Tiongkok dan Indonesia. Mari kita berusaha bersama-sama untuk lebih memperdalam kerjasama yang kongret, memperkuat hubunan kemitraan strategis komprehensif antara kedua negara.

 

( Hu Yinquan)

Konsul Jenderal Republik Rakyat Tiongkok di Denpasar

Suggest to a friend:   
Print